Prasangkaku ‘Tak’ Seindah Kenyataan
Hari-hari
yang ku jalani begitu mulus dan indah. Kebanyakan anak diusiaku adalah belajar, ya hanya itu. Ini adalah proses. Setiap kita memiliki proses yang
berbeda-beda. Sulit tidaknya sebuah proses itu sangat relatif. Karena kita
harus mampu menempatkan diri pada posisi apapun. Untuk itu, sebuah pengalaman
batin untuk mengenal lebih jauh Sang Khaliq merupakan cara menghadapi itu
semua.
Hidup
hanya sekali. Ya ini sangat benar. Berbeda jika penganut lain mengatakan bahwa
kehidupan hari ini adalah efek dari kehidupan sebelumnya, dan kehidupan hari
ini akan berefek kepada kehidupan
selanjutnya. It’s not Moslem. Kita percaya bahwa kita dilahirkan dan
mendapat sesuatu di dunia ini adalah kehendak-Nya. Baik buruknya nasib kita,
bukan berarti karma. “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan, harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan
sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,’yaitu orang-orang
yang apabila ditimpa musibah mereka berkata,’Innalillahi wainnailaihi
rajiun’(sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali)’ mereka
itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah
orang-orang yang mendapat petunjuk.” (2:157). Semua yang berlaku saat ini
di dunia hanyalah ujian untuk menguji kita seberapa besar rasa sabar dan yakin
kita kepada Allah, Maha Penolong. Masalah dan musibah yang bertubi-tubi kita
hadapi tidak serta-merta melemahkan semangat kita untuk terus menggapai
ridho-Nya.
Tak
sedikit segelintir orang yang merasa kesepian karena tidak bisa meluapkan
masalahnya kepada siapapun. Stres karena memendam perasaan yang kian mencekam,
menyesakkan dada. Meluapkan masalah dengan kemarahan dan bermaksiat tak jarang
dilakukan. Sejenak untuk melepas rasa stres di benak. Namun, semua itu semu.
Tidak ada artinya. Tidak akan merubah masalah yang kian hari kian banyak.
Tapi
apakah kita tahu bahwa Allah, Maha Pengampun sedang menunggu kita di setiap
waktu ? Menunggu kita untuk hadir sekedar memanggil dan memuji namanya dengan
suara lirihmu. Bercerita sejenak tentang harimu. Berkeluh kesah dan meminta
kasih sayang-Nya. Allah rindu dengan kita yang dahulu setiap saat memuji-Nya.
Allah rindu dengan kita yang selalu membutuhkan rahmat-Nya. Allah rindu, rindu
denganmu.
Komentar
Posting Komentar